Oleh : Mutiana Abdillah
Jahe
yang kita tahu banyak digunakan sebagai bumbu rempah
pelengkap masakan, namun selain itu ternyata di zaman serba modern dan
praktis
seperti sekarang ini, jahe masih digunakan sebagai obat herbal untuk
mengatasi
dan mengobati beberapa jenis gangguan kesehatan. Salah satunya adalah
jahe merah. Pengobatan tradisional dengan jahe merah merupakan salah
satu pengobatan yang banyak dimanfaatkan saat ini.
Ini
Dia Kandungan Jahe...
Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman herbal dari family
Zingiberaceae (Ross, 2005). Dikenal 3 jenis jahe, yaitu jahe gajah, jahe sunti
dan jahe merah. Diantara ketiganya hanya jahe sunti dan jahe merah yang sering
digunakan obat-obatan karena kandungan minyak atsirinya yang tinggi (Warintek,
n.d). Adapun senyawa yang paling dominan adalah gingerol dan shogaol (Lantz, et
al, 2007).
Salah satu tanda nyeri sendi dan kaku sendi
itu adanya inflamasi. Inflamasi atau pembengkakan adalah meningkatnya
oksigenasi dari asam arakhidonat yang dimetabolisme melalui dua jalur enzim
yaitu cyclooxygenase and 5-lipoxygenase sehingga menghasilkan
prostaglandin dan leukotrin (Srivastava, & Mustafa, 1989, 1992). Pada
penelitian in vitro, jahe dapat menghambat metabolisme asam arakhidonat pada
jalur cyclooxygenase and lipoxygenase. Oleh karena itu, jahe
menghasilkan efek antiinflamasi dan bisa meredakan nyeri dan kaku sendi.
(Grant, & Lutz, 2000).
Apa Aja Sih Efek Sampingnya?
Seringkali masyarakat kurang jeli menangkap informasi.
Contohnya saat heboh buah merah dan buah Mahkotadewa, tanpa mempertimbangkan
kondisi kebutuhan tubuh masing-masing dan tanpa berkonsultasi kepada yang ahli,
semua orang ikut-ikutan membeli dan mengkonsumsinya. Aibatnya bukan kesembuhan
yang diperoleh justru masalah dan penyakit yang didapat. Pengolahan herbal yang
serba alami bila dibuat dengan cara yang tidak benar dan dikonsumsi tidak
sesuai dosis memang bisa menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Obat
yang sudah dilakukan uji klinis dan penelitian keamanannya saja ada kemungkinan
berefek samping atau negatif. Bahkan seringkali berakibat fatal.
Didalam evidence synthesis, Leach, & Kumar (2008)
menyatakan bahwa ada dua penelitian yang melaporkan efek merugikan ekstrak jahe
seperti rasa panas pada lambung perubahan rasa, dyspepsia (keadaan tidak nyaman
pada bagian atas perut), nausea (rasa ingin muntah) dan konjungtivitis (mata
merah) . Namun demikian, tidak ada kejadian-kejadian berat yang merugikan
hingga menyebabkan penderita masuk rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
atau kematian.
Bagaimana
Cara Pemanfaatannya?
Nah, untuk bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dan
digunakan sebagai obat herbal untuk meredakan nyeri dan kaku sendi yaitu
rimpangnya. Rimpangnya yang berwarna kemerahan ini juga berkhasiat sebagai
pencahar, antirematik, dan mengobati masuk angin dan juga berkhasiat untuk
menghangatkan badan, penambah nafsu makan, mengatasi radang tenggorokan, sakit
pinggang, meningkatkan stamina, dan meredakan asma.
Berikut cara pengolahan jahe untuk membantu meredakan nyeri
dan kekakuan sendi :
- Setengah kilogram jahe dicuci bersih tanpa dikupas kulitnya, lalu diiris tipis-tipis.
- Setelah itu, ditambahkan air 400 ml dan diblender.
- Setelah diblender, lalu disaring pakai kain saring (kain sifon).
- Ampas yang ada di kain sifon juga diperas sampai kering betul.
- Air yang sudah disaring, dibiarkan mengendap selama 20 menit untuk memisahkan patinya dengan ekstrak jahe. Patinya dibuang.
- Air ekstrak jahe yang sudah terpisah dari patinya, diletakkan di wajan stenless, lalu direbus.
- Air diaduk terus searah jarum jam hingga kering dan terjadi pengkristalan. Lama mengaduk kurang lebih 45 menit.
- Setelah kering, lalu diangkat dan disaring dengan saringan untuk memisahkan kristal yang halus dan yang kasar. Kristal yang masih kasar diblender kering, lalu disaring lagi sampai habis.
- Lalu ekstrak jahe siap diminum.
Selamat
mencoba, semoga bermanfaat! :)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Tanda dan Gejala Osteoartritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandawangi Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
2. Harmanto, Ning. 2007. Herbal untuk Keluarga. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
( http://books.google.co.id/books?id=7VhsnSJNWiYC&pg=PA10&dq=jahe+merah&hl=id&sa=X&ei=oKKAUsyxN4yWrAf9h4EY&redir_esc=y#v=onepage&q=jahe%20merah&f=false)
3. Lentera, Tim. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah: Si Rimpang Ajaib. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
( http://books.google.co.id/books?id=SnS1mSv-3Z8C&printsec=frontcover&dq=jahe+merah&hl=id&sa=X&ei=oKKAUsyxN4yWrAf9h4EY&redir_esc=y#v=onepage&q=jahe%20merah&f=false )